Baru-baru ini tersebar berita bahwa pedangdut Cita Citata mengalami autoimun. Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel dan jaringan tubuh sendiri, menganggapnya sebagai benda asing atau ancaman. 

Penyanyi bernama asli Cita Rahayu ini mengungkapkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh kesalahan gaya hidupnya. Dikutip dari Insert Live, autoimun yang dideritanya disebut karena efek dari suntik putih yang dilakukannya. Ia membeberkan bahwa melakukan suntik putih untuk penunjang penampilan tampil di depan televisi.

Apakah Benar Bahwa Pemberian Suntik Pemutih Kulit dan Suntik Vitamin C Dapat Menimbulkan Risiko Autoimun, Seperti yang Dialami Oleh Cita Citata?

Istilah “suntik putih” sering digunakan untuk merujuk pada praktik penggunaan suntikan atau infus untuk memutihkan kulit secara instan. Hal ini sering kali melibatkan injeksi zat pemutih, seperti glutathione, yang sebenarnya merupakan antioksidan yang diproduksi secara alami dalam tubuh. Meskipun glutathione digunakan dalam beberapa perawatan medis, penggunaannya untuk tujuan pemutihan masih kontroversional. 

Suntik putih atau prosedur pemutih kulit memiliki formulasi dan pernyataan keamanan yang dikeluarkan oleh BPOM. Ini disebabkan oleh penggunaan berbagai senyawa keimia yang beresiko dalam suntikan vitamin C atau perawatan pemutihan, yang dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan. Umumnya suntikan vitamin C, digunakan untuk tujuan menceragkan kulit dan dianggap aman ketika diberikan dalam dosis yang direkomendasikan.

Kekhawatiran umum terkait risiko penyakit autoimun, khususnya yang berkaitan dengan suntikan vitamin C tidaklah signifikan. Bahkan, terdapat penelitian yang mencatat bahwa vitamin C pernah diinvestigasi untuk memberikan manfaat kepada pasien dengan kondisi autoimun dan alergi. 

Pada konteks ini, yang sering dikaitkan dengan masalah autoimun dalah penggunaan glutathione dalam suntikan pemutih dan vitamin C tersebut. Seringkali, produk injeksi pemutih mengandung berbagai bahan, dan kemungkinan adanya zat selain vitamin C dan glutation yang dapat menyebabkan reaksi alergi tidak diabaikan. Dalam beberapa penelitian, sebenarnya glutathione adalah senyawa antioksidan yang dihasilkan secara alami oleh tubuh. Fungsinya adalah mengurangi oksidan dan radikal bebas dalam tubuh.

Baca juga: Waspadai Pneumonia pada Anak Ketika Musim Hujan Datang

Bukan Penyebab Tunggal Autoimun

Suntik putih dan vitamin C tidak dapat dianggap sebagai penyebab tunggal dari kondisi autoimun. Kondisi autoimun kompleks dan melibatkan faktor-faktor genetik, lingkungan, dan imunologis yang kompleks. Meskipun ada klaim atau spekulasi terkait efek samping atau risiko dari penggunaan suntikan pemutih atau vitamin C terhadap sistem kekebalan tubuh, belum ada bukti ilmiah yang memadai untuk menyatakan bahwa mereka adalah penyebab tunggal kondisi autoimun.

Glutation (glutathione) adalah antioksidan yang diproduksi secara alami dalam tubuh. Berperan dalam detoksifikasi dan melindungi sel dari kerusakan. Sementara itu, vitamin C juga merupakan antioksidan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk mendukung sistem kekebalan. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Autoimmunity Reviews, glutathione bahkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap sistem kekebalan tubuh.

Selain itu dalam injeksi pemutih ada juga bahan lain seperti arbutin, asam kojat, atau enzim tertentu. Bukti ilmiah tentang keterkaitan langsung antara bahan-bahan ini dan reaksi autoimun terbatas. Namun, respons individu dapat bervariasi.

Dalam riset yang dipublikasikan di Autoimmunity Reviews tersebut,  glutathione membantu mengurangi stres oksidatif dengan menstimulasi atau mengurangi respons imunologis tubuh. Penyakit autoimun menyerang mitokondria pada sel tertentu. Glutathione bekerja melindungi mitokondria sel dengan menghilangkan radikal bebas.

Penyakit autoimun, seperti Hashimoto dan rheumatoid arthritis, membebani sistem kekebalan dan merusak jaringan. Hal ini menghabiskan glutathione dan menyebabkan peradangan lebih lanjut dan kerusakan jaringan.

Hanya saja, ini bukan berarti bisa dengan bebas dan seenaknya suntik putih dan vitamin C tanpa jaminan keamanan dan pengawasan dokter. Kenali kondisi tubuh dan kesehatannya dan konsultasikan dengan penyedia medis untuk mencegah berbagai masalah kesehatan dalam jangka panjang.

Perlu diingat bahwa meskipun bahan-bahan ini memiliki potensi untuk mempengaruhi sistem kekebalan dan menjaga keseimbangan kadar dalam tubuh, namun secara umum, mereka tidak terkait dengan terjadinya reaksi autoimun.

Proses reaksi autoimun melibatkan respons sistem kekebalan tubuh yang salah menyerang jaringan tubuh sendiri. Pemicu dari penyakit autoimun bersifat kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Ada kemungkinan bahwa beberapa individu memiliki predisposisi genetik terhadap kondisi autoimun, meskipun mereka mungkin belum menyadari atau belum mengalami manifestasi penyakitnya.

Banyak hal yang harus dihadapi oleh tubuh manusia seperti stres, kurang tidur, racun lingkungan, gizi buruk, konsumsi gula yang tinggi, intoleransi makanan, dan masih banyak lagi, ditambah lagi dengan kelainan autoimun. potensi stres dan peradangan pada tubuh meningkat drastis.

Ingin mengetahui lebih lanjut tentang eKlinik?

Coba langsung demonya secara GRATIS di

eKlinik–> demo.eklinik.co

Faskes Pratama -> pratama.eklinik.co

Atau Hubungi Admin kami di

WA/Telp : 0821-1682-0001